Kayu Bangkirai
Kayu ini lebih banyak ditemukan di Indonesia, Malaysia & Filipina. Kayu ini sering disebut pula kayu Yellow Balau. Di Indonesia pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Pohon ini mempunyai tingkat pertumbuhan lambat, sehingga banyak di suatu daerah jumpai pohon ini sampai berusia 150 tahun.Bangkirai bisa berdiameter hingga 120 cm dan tinggi pohon mencapai 40 meter. Diamater rata-rata adalah 70-90cm.
Ciri-ciri Kayu Bangkirai:
1. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau.
2. Densitas/kekerasan kayu Bangkirai cukup tinggi, antara 880-1160 kg/m3 pada kekeringan MC 12% (lihat cara menghitung berat jenis), kelompok keras kuat termasuk kelas I - II) dan tahanterhadap serangan kayu kering.
3. Proses pengeringan Bangkirai dengan suhu normal adalah 12-25 hari. Cara pengeringannya harus sangat hati-hati. Karena tidak bisa menggunakan suhu yang ekstrim dan mendadak. Resiko paling besar adalah kayu melengkung atau bahkan retak pada saat masih di dalam ruang oven. Cara lainnya untuk mengurangi resiko tersebut adalah dengan pengeringan alamai. Namun cara ini memakan waktu yag lebih lama. Kayu/balok kayu disusun sedemikian rupa dengan teratur, disimpan dan dibiarkan beberapa waktu.
4. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca dan serangan rayap sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Namun karena kekerasannya, bangkirai sangat cocok untuk produk decking, outdoor furniture, konstruksi jembatan, pergola dan konstruksi berat lainnya.
5. Kesan raba : permukaan kayu licin atau berganti-ganti antara licin dan kesat karena arah serat yang berpadu cengan tampilan permukaan : mengkilap.
6. Pengerjaan dapat digergaji yang ujungnya diperkeras. Dapat juga diserut sampai licin, asal mempergunakan sudut ketam yang kecil. Untuk pemakuan, sebaiknya menggunakan bor dulu supaya tidak pecah